BAB VI
DINAMIKA
KELOMPOK
- Definisi dan Klasifikasi Kelompok
Pada bagian ini akan dibahas kelompok dalam organisasi, dinamika dalam
kelompok, serta bagaimana kelompok
mempengaruhi perilaku individu dalam suatu lingkungan organisasi.
Kelompok
adalah merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat
dalam aktivitas kelompok. Kelompok juga merupkan bagian dari kehidupan
organisasi.Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hampir
pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau
kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam
kelompok-kelompok tertentu. Adanya kelompok organisasi berawal dari adanya
kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya
berjumpa, dan barangkali adanya kesamaan kesenangan bersama maka timbullah
kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi
tertentu.
Perilaku manusia (di dalam organisasi) dapat dikaji berdasarkan tiga
tingkatan, yaitu individu, kelompok dan organisasi, yang masing-masing memiliki
perspektif yang unik. Memahami dinamika kelompok sangat penting untuk memahami
perilaku organisasi. Sebab, kelompok adalah bagian sentral dari kehidupan
sehari-hari manusia, dan pada waktu-waktu tertentu tiap orang akan menjadi
bagian (anggota) dari kelompok-kelompok yang berbeda, seperti : kelompok kerja,
olah raga, organisasi sosial, ikatan alumni, kegemaran, dan sebagainya,
Perlunya pemahaman akan dinamika kelompok setidaknya didasari oleh tiga alasan.
Pertama, kelompok dapat memberikan pengaruh yang besar pada individu. Sikap,
nilai, dan perilaku kita sebagai pribadi banyak sekali dipengaruhi oleh
interaksi kita dengan anggota kelompok yang lain terhadap organisasi kelompok
lain. Kedua, kelompok dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap kelompok
lain dan terhadap organisasi. Banyak tugas-tugas pekerjaan dalam organisasi
dilaksanakan oleh kelompok, dan keberhasilan organisasi banyak sekali
ditentukan oleh efektifnya kelompok di dalamnya. Ketiga, mempelajari dinamika
kelompok dapat membantu menjelaskan perilaku.
Pada umumnya tidak ada definisi yang jelas dari suatu kelompok yang dapat
diterima secara umum, maka untuk itu perlu disajikan beberapa definisi yang
luas mengenai kelompok yang mempunyai banyak kesamaan dalam definisi itu.
Beberapa definisi kelompok disampaikan oleh beberapa ahli. Kelompok (group)
dapat didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi
satu sama lain sedemikian rupa, sehingga perilaku dan atau kinerja (performance)
dari seseorang dipengaruhi oleh perilaku kinerja anggota yang lain (menurut
Shaw dalam Nimran, 2004). Sedangkan menurut Robbin (2001) kelompok
didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
bergantung.
Definisi kelompok dipandang dari persepsi, definisi ini didasarkan pada
persepsi dari para anggota kelompok. Dikemukakan bahwa para anggota harus
mengetahui hubungan mereka dengan yang lain supaya mereka dapat dinamakan
kelompok. Dengan demikian, definisi ini adalah sebagai berikut. Kelompok
didefinisikan sejumlah orang yang melakukan interaksi dengan yang lain dalam
suatu pertemuan tatap muka atau serangkaian pertemuan semacam itu. Definisi ini
menunjukkan, bahwa para anggota kelompok harus mengetahui akan keberadaan tiap-tiap
anggotanya dan mengetahui akan keberadaan tiap-tiap anggotanya dan mengetahui
kesan dari tiap anggotanya.
Definisi kelompok dipandang dari segi Organisasi, kelompok adalah suatu
sistem yang terorganisasi yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling
berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut melakukan fungsi tertentu,
mempunyai serangkaian peran hubungan antara para anggotanya dan mempunyai
serangkaian norma yang mengatur fungsi kelompok dari tiap-tiap anggotanya.
Definisi ini menekankan beberapa ciri penting dari kelompok seperti peran dan
norma.
Definisi kelompok dipandang dari segi motivasi, secara singkat penafsiran
dari segi motivasi mendefinisikan kelompok sebagai suatu kumpulan individu yang
eksistensinya adalah sebagai kumpulan yang sangat bermanfaat bagi para individu
tersebut. Dalam pengertian ini, kelompok yang tidak mampu membantu para
anggotanya memenuhi kebutuhannya akan menghadappi masa-masa sulit untuk tetap
merupakan kelompok yang hidup terus. Seorang anggota kelompok yang tidak
terpenuhi kebutuhannya akan mencari kelompok yang lain yang sekiranya dapat
membantu kebutuhan pokoknya.
Definisi kelompok dari segi interaksi menekankan pada interaksi
interpersonal adalah sebagai berikut. Kelompok adalah sejumlah orang yang saling
berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain, serta seringkali dilakukan
sepanjang jangka waktu tertentu dan jumlahnya cukup sedikit, sehingga tiap
orang mampu berkomunikasi dengan semua orang dengan tatap muka.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan organisasi, maka kelompok dapat
dibedakan ke dalam dua kategori :
1.
Kelompok formal
Kelompok formal, yaitu kelompok yang terbentuk dan berlangsung berdasarkan
ketentuan formal ( resmi ) seperti struktur organisasi dan penugasan-penugasan
organisasi.
Dalam kelompok formal dibagi menjadi 2 yaitu :
a.
Kelompok komando
Yaitu kelompok yang terdiri dari atasan
dan bawahan yang tergambar dalam bagan organisasi tersusun atas manajer
dan bawahan langsung.
b.
Kelompok tugas
Yaitu mereka yang bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas
pekerjaan
2.
Kelompok informal
Kelompok informal, sebaliknya yaitu suatu kelompok yang
tidak terstruktur secara formal dan
tidak ditentukan oleh organisasi, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
akan kontak sosial.
Kelompok Informal dibagi juga menjadi 2 :
a.
Kelompok kepentingan/minat
Adalah mereka yang bekerja bersama-sama untuk mencari suatu sasaran khusus
yang menjadi kepedulian dari tiap orang ini atau terbentuk karena adanya minat
tertentu.
b.
Kelompok persahabatan
Adalah mereka yang digabungkan bersama karena berbagi satu
karakteristik/lebih, dalam arti kelompok yang terbentuk karena adanya kesamaan
dalam beberapa ciri, seperti umur, hobi, sekolah dan sebagainya.
B.Tahap Perkembangan
Kelompok
1.
Model Lima-Tahap.
Adapun tahap-tahap tersebut adalah :
a.
Pembentukan
Mempunyai ciri banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur dan
kepemimpinan kelompok.
b.
Keributan,
Adalah tahap konflik dalam kelompok
c.
Penormaan,
Adalah tahap dimana berkembang hubungan yang karib dan kelompok
memperagakan kekohesifan (kesalingtertarikan).
d.
Pelaksanaan
Adalah kelompok telah sepenuhnya fungsional dan diterima
baik
e.
Reses
Merupakan kelompok untuk mempersiapkan pembubaran. Ciri tahap ini
adanya kepedulian untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan daripada
melaksanakan tugas
2.
Model Kesetimbangan Tersela
a.
Pertemuan pertama menentukan arah kelompok
b.
Fase pertama kegiatan kelompok adalah fase inersi yaitu
kelompok cenderung berdiam diri atau menjadi terkunci ke dalam suatu arah tindakan yang tetap
c.
Terjadi suatu peralihan (transisi) pada akhir fase
pertama, yang terjadi tepat ketika kelompok telah menghabiskan separuh dari
waktu yang disediakan
d.
Transisi itu mengawali perubahan-perubahan utama
e.
Fase kedua inersia mengikuti transisi yaitu fase suatu
keseimbangan baru atau kurun waktu inersia baru. Dalam fase ini kelompok
menjalankan rencana-rencana yang diciptakan selama periode transisi.
f.
Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang
percepatannya mencolok.
C. Teori
Pembentukan Kelompok
Banyak teori yang mencoba
mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuk dan tumbuhnya suatu
kelompok. Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini ialah
mencoba menjelaskan tentang adanya afiliasi di antara orang-orang tertentu. Teori-teori tentang
pembentukan kelompok tersebut, adalah sebagai berikut :
- Propinquity/Teori Kedekatan
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang berhubungan dengan
orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya. Dalam suatu
kantor pegawai-pegawai yang bekerja dalam ruangan yang sama atau yang
berdekatan akan mudah bergabung dan membuat hubungan yang menimbulkan adanya
kelompok, dibandingkan dengan pegawai yang secara fisik terpisah satu sama
lain.
- Teori yang berasal
dari George Homans
Teori ini berdasarkan pada aktivitas, interaksi &
sentimen (perasaan atau emosi)
a.
Semakin banyak aktivitas seseorang dilakukan dengan orang
lain, semakin beraneka interaksinya, semakin kuat tumbuhya sentimen mereka
b.
Semakin banyak interaksi antara orang-orang maka semakin
banyak kemungkinan aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain
c.
Semkin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada
orang lain dan semakin banyak
sentimen seseorang dipahami orang lain maka semakin banyak kemungkinan
ditularkan aktivitas dan interaksi.
- Teori Keseimbangan oleh Theodore Newcomb
Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada yang
lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi suatu tujuan yang
relevan satu sama lain
- Teori Pertukaran
Teori ini berdasarkan interaksi dan susunan hadiah - biaya - hasil.
Hadiah-hadiah yang berasal dari interaksi-interaksi akan
mendorong timbulnya kebutuhan sedangkan biaya akan menimbulkan kekhawatiran,
frustasi, kesusahan atau kelelahan.
- Teori yang didasarkan alasan praktis
Dalam memahami pembentukan kelompok berdasarkan
alasan-alasan praktis ini diantaranya kelompok-kelompok itu cenderung
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari
orang-orang yang mengelompok tersebut.
Berdasarkan pengamatan beberapa
teori pembentukan kelompok seperti yang diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan karakteristik dari suatu kelompok tersebut. Menurut Reitz
(1977), karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain :
- Adanya dua orang atau lebih
- Yang berinteraksi satu sama lain
- Yang saling membagi beberapa tujuan yang sama
- Dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok
D. Alasan
Perlunya Kelompok
Ada beberapa
alasan mengapa orang mengikuti atau menjadi bagian dari kelompok tertentu. Diantara
alasan tertentu tersebut adalah sebagai
berikut :
- Rasa aman
Dengan itu kelompok
dapat mengurangi rasa
ketidakamanan ( rasa tidak aman ) karena berdiri sendiri, contoh : serikat
pekerja.
- Status dan harga diri
Ada rasa
peningkatan status dan harga diri karena mengikuti atau bergabung dengan suatu
kelompok. Contohnya : menjadi anggota klub eksklusif.
- Interaksi
dan afiliasi
Menikmati interaksi teratur dengan orang lain dan mendapatkan kepuasan dari
interaksi tersebut. Contohnya : istri orang kaya yang masih tetap mau jadi
pegawai negeri di sebuah instansi.
- Kekuatan
Dengan
berkelompok perjalanan/ perjuangan menjadi lebih kuat dibandingkan dengan
berjuang sendirian.
- Pencapaian
tujuan
Dengan
berkelompok tujuan lebih mudah dicapai daripada seorang diri.
- Keuntungan bersama
Dengan berkelompok maka orang-orang yang terlibat akan mendapatkan
keuntungan bersama. Contohnya : koperasi, persekutuan dagang.
- Kedekatan fisik
Orang berkelompok, karena kedekatan jarak fisik. Contohnya : RT, RW, dan
lain-lain.
Di dalam suatu kelompok tertentu, sangat mungkin terjadi seseorang bisa
mendapat lebih dari satu manfaat yang dapat diperolehnya. Hal demikian sah-sah
saja. Dan ini banyak kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Memahami
alasan-alasan berkelompok, perlu bagi manajer. Sebab dengan pemahaman itu, maka
perilaku kelompok dapat dijelaskan, diprediksi dan sekaligus dapat dikendalikan
untuk tujuan-tujuan yang produktif bagi organisasi.
E. Fase
Pembentukan Kelompok
Pembentukan
kelompok pada dasarnya merupakan suatu rangkaian proses yang dinamis yang
terdiri dari beberapa fase, yaitu :
- Forming
(pembentukan).
Fase ini merupakan fase awal dimana keadaan ketidakpastian akan tujuan,
struktur, dan kepemimpinan kelompok dihadapi. Fase ini berakhir pada saat para
anggota mulai berpikir bahwa diri mereka adalah bagian dari sebuah kelompok.
- Storming
(merebut hati).
Fase ini dicirikan oleh adanya konflik intra
kelompok. Anggota menerima keberadaan kelompok, tetapi menolak pengendalian kelompok
atas individu. Fase ini selesai manakala didapatkan hirarki kepemimpinan yang
relatif jelas di dalam kelompok.
- Norming
(pengaturan norma).
Fase ini menggambarkan adanya perkembagan hubungan
dan kelompok menunjukkan adanya kohesi ( kepaduan ). Fase ini berakhir ini
dengan adanya struktur kelompok yang semakin solid, dan merumuskan
harapan-harapan serta perilaku kelompok yang benar dan diterima.
- Performing
(melaksanakan).
Fase
ini memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dan diterima oleh anggota. Jadi,
disini energi kelompok sudah bergerak dari tahap saling mengenal dan saling
mengerti kepelaksanaan tugas-tugas yang ada. Untuk kelompok yang relatif
permanen, fase ini merupakan fase terakhir di dalam perkembangannya.
- Adjourning
(pengakhiran).
Fase
ini merupakan fase terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat temporer, yang
di dalamnya tidak lagi berkenaan dengan kegiatan, pelaksanaan tugas-tugas,
tetapi berakhirnya rangkaian kegiatan.
F.
Beberapa Masalah dalam Dinamika Kelompok
Karena
kelompok terdiri dari sejumlah orang dan (biasanya) dengan latar belakangnya
yang berbeda-beda, maka sangat mungkin di dalam kelompok itu ditemukan banyak
masalah-masalah. Hal ini perlu sekali mendapatkan perhatian. Diantara
masalah-masalah tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut :
- Kepemimpinan.
Masalah kepemimpinan sangat strategis sifatnya, karena dapat menentukan
efektif tidaknya proses kelompok. Tidak jarang, suatu kelompok menjadi buyar
karena kesalahan memilih pemimpin.
- Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, merupakan inti dari tugas atau
misi kelompok. Pengambilan keputusan kelompok di dalam praktek lebih banyak
sulitnya daripada mudahnya. Pengambilan keputusan kelompok secara umum telah
diakui lebih baik kualitasnya daripada keputusan yang individual.
- Komunikasi.
Karena kelompok merupakan kumpulan dari para individu yang berinteraksi
satu sama lain, maka masalah komunikasi memegang peranan yang sentral. Melalui
komunikasi saling pengertian diciptakan yang pada akhirnya akan memperkuat
kohesi, dan tercapainya tujuan-tujuan kelompok.
- Konflik.
Perbedaan kepentingan dan harapan-harapan yang ada di
dalam kelompok boleh jadi tidak dapat dihindari. Hal ini akan dapat menjadi
potensi konflik, sehingga sasaran yang telah ditetapkan gagal dicapai, bahkan
bisa membuyarkan kelompok itu sendiri.
G.
Kesimpulan
Manusia sebagai
makhluk sosial senantiasa ada kecenderungan untuk berinteraksi dengan
sesamanya. Kelompok merupakan perwujudankebutuhan manusia untuk berinteraksi
tersebut.
Dalam bab ini diuraikan perilaku
kelompok dalam organisasi, termasuk uraian mengenai teori organisasi
kalsik atau tradisional maupun modern.
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya kelompok.
Demikianlah beberapa pokok soal yang penting mengenai dinamika kelompok
yang dapat disampaikan dalam bagian ini. Adapun tujuan yang terkandung dalam
penyajian ini adalah untuk merangsang serta menuntun diskusi dan pemikiran
bersama dalam menghadapi salah satu masalah yang amat pelik yang selalu
dihadapi oleh semua pemimpin diberbagai organisasi, yaitu : masalah manusia.
Karenanya, apa yang ada pada bagian ini adalah jauh dari lengkap. Semoga dari
yang terbatas itu, dapat ditarik manfaat yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar