Rabu, 24 Oktober 2012

Adper (Observasi)


Tata perlengkapan dalam sebuah instansi sedikit banyaknya dapat berpengaruh pada kinerja pegawai sebuah instansi. Hal itu karena keefektifan dan keefisiensian dari penempatan perlengkapan-perlengkapan tersebut. Penempatan yang sesuai, dapat membantu atau memperlancar pegawai dalam bekerja. Begitupun sebaliknya kurang tepatnya penempatan suatu barang akan berakibat pada terhambatnya pegawai dalam bekerja.
Pada pembahasan ini akan membahas tentang tata perlengkapan yang berada di Dinas pertanian Kota Surabaya, yaitu pada ruang  pertemuan. Beberapa perlengkapan yang ada di ruang pertemuan kantor Dinas Pertanian kota Surabaya dan cara penataan barang-barang yang ada di ruang pertemuan tersebut menjadi fokus yang diteliti dalam pembahasan ini. Perlengkapan kantor untuk memenuhi fasilitas guna kelancaran rapat di kantor Dinas Pertanian Kota Surabaya dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.
Pada gambar nomor 1 dan 4 menunjukkan kursi bagi pegawai yang bertugas menangani surat menyurat. Bentuk kursinya sudah sesuai dengan standar kursi yang baik bagi karyawan. Menurut The Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern, kriteria kursi yang baik yaitu kursi dapat diatur tinggi rendahnya, kursi dibuat secara kokoh, kursi sesuai dengan bentuk badan orang, dan kursi mempunyai penyangga belakang. Serta alasan mengenai penempatan kursi yang diletakan di dekat pintu masuk adalah mempermudah agar tamu bisa langsung menyerahkan surat untuk keperluannya.
Pada gambar nomor 2 dan 3 menunjukkan meja bagi pegawai yang bertugas menangani surat menyurat. Bentuk meja bagi pegawai sudah sesuai dengan standar meja yang baik yaitu bagian bawah tidak tertutup, permukaan meja tidak mengkilat, luas mejanya juga tidak terlalu lebar kurang lebih 120 cm x 70 cm.
Setiap meja kerja di kantor perlu dilengkapi dengan macam-macam perlengkapan untuk melaksanakan tatausaha dengan sebaik-baiknya. Perlengkapan tatausaha meliputi baik barang yang awet pakai maupun benda-benda yang habis pakai. Menurut Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern penggolongan perbekalan tatausaha digolongkan dalam beberapa jenis, dan hasil observasi di Dinas Pertanian menunjukkan kesamaan dengan teori tersebut misal, adanya barang-barang tatausaha di atas meja pegawai yang bertugas menangani surat menyurat seperti:
1.        Telepon fax: Untuk menerima fax dan menerima telepon dari berbagai instansi. Mesin fax tersebut tidak bisa digunakan untk mengirim karena dalam keadaan rusak.
2.        Buku tamu: Untuk mencatat setiap tamu yang datang.
3.        Kalender
4.        Kertas buram
5.        ATK (ada di dalam laci meja): pena, pensil, penggaris, penghapus
6.        Stempel
Penataan barang-barang tatausaha tersebut di atas meja pegawai bertujuan membantu mempermudah pekerjaan pegawai.
Letak meja pegawai dengan pegawai yang lainnya terlalu berdekatan sehingga menghambat aktivitas kerja pegawai bagian surat menyurat. Selain itu di samping meja surat menyurat terdapat galon air minum pegawai yang penempatannya tidak sesuai dengan prosedur karena adanya galon air tersebut banyak pegawai lain yang modar-mandir mengambil air yang justru membuat kerja pegawai di tempat itu kurang fokus.
Pada gambar nomor 5 menunjukkan lemari besi dan alat bantu peraga speaker aktive dan DVD. Alat bantu peraga merupakan alat yang dipergunakan untuk membantu kelancaran komunikasi antara penyaji dengan pendengar.  Misalnya: tape recorder, video tape recorder, televise, dan sebagainya.
Hasil observasi menunjukkan bahwa adanya kesamaan perlengkapan yang ada pada teori perabotan kantor dan alat bantu peraga pada bukunya The Liang Gie. Tata letak lemari besi dan alat bantu peraga speaker aktive dan DVD yang terletak berdekatan dengan meja pegawai bagian surat menyurat. Lemari besi ini berisi daftar surat masuk keluar, dan kop surat dari berbagai instansi pemerintah Kota Surabaya. Lemari besi diletakkan berdekatan dengan meja pegawai untuk mempermudah pegawai tersebut mencari data dan alamat dari berbagai Dinas yang ada di Pemerintahan Kota Surabaya. Di atas lemari besi terdapat Speaker Aktive dan DVD yang digunakan untuk keperluan rapat. Jika dilihat dari letaknya, penempatan lemari besi ini kurang tepat karena berada di dekat pintu masuk sehingga sedikit menghalangi apabila ada tamu datang tidak terlihat bahwa disamping lemari tersebut terdapat meja pegawai bagian surat menyurat. Jika dilihat dari kegunaannya bagi pegawai bagian surat menyurat, keberadaan lemari besi ini juga kurang efisien karena jika pegawai ingin mengambil data harus berdiri dari kursinya yang berarti akan menambah waktu untuk bekerja, Seharusnya lemari besi tersebut diletakkan di samping kanan pada bagian yang masih kosong.
Pada gambar nomor 6 menunjukkan tumpukan-tumpukan kertas dan map yang digunakan untuk persediaan kebutuhan kantor. Penataan kertas dan map tersebut kurang tepat karena ruang pertemuan terlihat kurang rapi. Seharusnya, kertas dan map tersebut diletakkan di tempat tersendiri.
Pada gambar nomor 7 menunjukkan perabotan kantor tempelan lemari gantung. Perabotan kantor tempelan merupakan perabot kantor yang telah melekat (menjadi satu) dengan bangunan lain dalam kantor.  Misalnya : lemari yang telah jadi satu dengan gedung, rak-rak yang menempel di dinding.
Lemari gantung yang berada di ruang pertemuan ini berisi arsip surat perizinan dari instansi maupun mahasiswa yang ingin melakukan penelitian di dinas Pertanian serta data-data penting. Menurut bukunya The Liang Gie perlengkapan lemari gantung ini sudah sesuai dengan teori yang ada. Penempatan lemari gantung di bagian sudut ruang pertemuan cukup strategis karena mudah untuk mencari data yang dibutuhkan. Selain itu, keberadan lemari gantung juga berdekatan dengan ruang Kepala Tata Usaha yang berarti mempermudah aktivitas kerjanya.
Pada gambar nomor 8 menunjukkan meja panjang yang digunakan untuk rapat pegawai dinas Pertanian. Dilihat dari fungsinya meja yang ada di ruang pertemuan tersebut sudah sesuai, apabila digunakan untuk keperluan rapat. Penempatan meja panjang yang berada tepat di tengah-tengah ruangan sebenarnya kurang efektif karena secara umum kegiatan rapat dilakukan di dalam ruang tertutup dan hanya pegawai yang berkepentingan yang berada di ruang rapat. Sedangkan penempatan meja panjang di ruang pertemuan dinas Pertanian belum sesuai karena posisinya terbuka sehingga memungkinkan pegawai lain yang tidak berkepentingan dalam rapat mudah sekali keluar masuk ruangan yang mengakibatkan kegiatan rapat kurang fokus dan terganggu.
Pada gambar nomor 9 menunjukkan kursi-kursi yang digunakan untuk keperluan rapat. Penataan kursi-kursi tersebut selain digunakan untuk keperluan rapat tetapi juga bisa dimanfaatkan ntuk pertemuan Ibu-Ibu PKK. Sehingga diletakkan banyak kursi di tengah-tengah ruang pertemuan.
Pada gambar 10 menunjukkan sebuah Panaboard yang biasanya dikenal dengan istilah papantulis elektrik yang digunakan untuk menulis resume rapat. Letak panaboard ini berada tepat di dekat meja panjang dan kursi-kursi untuk rapat. Penataan panaboard berdasarkan kegunaannya sudah sesuai karena bisa langsung digunakan ketika ada pertemuan pegawai. Jika dilihat dari kemajuan teknologi keberadaan panaboard ini sudah lebih modern bila dibandingkan dengan papan tulis biasa. Tetapi jika dipandang dari segi efisiensi, panaboard ini kurang sesuai karena akan menambah waktu pegawai untuk menyelesaikan tugas.
Pada gambar nomor 11 dan 12 menunjukkan lemari barang habis pakai. Barang habis pakai merupakan barang-barang yang hanya dapat digunakan satu kali pakai. Hal ini mengandung arti bahwa benda itu tidak selalu harus habis tanpa meninggalkan bekas dalam pemakaiannya.  Misalnya: kertas, karet penghapus, pensil, karbon, map (stopmap), tinta, blangko surat, dan sebagianya. Peletakan lemari sudah cukup efektif karena berada pada sudut belakang yang jarang sekali terdapat aktivitas para pegawai, sehingga tidak mengganggu pegawai dalam melakukan pekerjaannya.
Pada gambar nomor 13 sampai 19 merupakan hiasan kantor. Pada nomor 13 menunjukkan kipas angin, terdapat 2 kipas angin dalam  ruang pertemuan, yang pertama terletak di atas pegawai, sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pegawai ketika bekerja, sedangkan yang kedua terletak di diantara lukisan. Penempatan kipas angin di antara lukisan tersebut masih kurang efektif karena fungsinya tidak dapat dirasakan oleh pegawai setempat maupun pegawai yang sedang melakukan rapat.
Pada gambar nomor 14 menunjukkan akuarium, terdapat 2 akuarium dalam ruang pertemuan yang berisi ikan Koki dan ikan Lohan, dengan adanya akuarium dapat memberikan suasana yang menyenangkan. Ketika seorang pegawai merasa lelah atau jenuh dalam pekerjaan, mereka dapat sejenak menghilangkannya dengan melihat ikan-ikan yang berenang di dalam akuarium.

PENUTUP
1.1.       Kesimpulan
1.      Perbekalan kantor pada ruang pertemuan Dinas Pertanian Kota Surabaya sudah cukup baik, karena dalam ruangan tersebut sudah cukup lengkap. Misalnya saja terdapat kertas buram, ATK (pena, pensil, penghapus, penggaris), stempel, kalender, lem, gunting, dll.
2.      Mesin kantor yang terdapat pada ruang pertemuan masih kurang maksimal. Hanya terdapat mesin fax dan panaboard, tidak ada komputer dalam ruangan tersebut.
3.      Perabotan kantor yang berada di ruang pertemuan sudah cukup baik. Meja dan kursi yang terdapat di ruangan tersebut sudah sesuai standard. Tetapi pada penempatannya masih kurang tepat.
4.      Hiasan kantor yang terdapat di ruang pertemuan sudah cukup lengkap. Terdapat banyak hiasan yang dapat membuat suasana ruang menjadi menyenangkan dan nyaman. Misalnya saaj adanya lukisan, akuarium, kipas angin, tanaman, dan gambar-gambar lainnya.
5.      Tata perlengkapan yang terdapat pada ruang pertemuan Dinas Pertanian Kota Surabaya secara keseluruhan sudah cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari perlengkapan-perlengkapan yang berada di ruangan tersebut. Tetapi jika dilihat dari modernisasi, perlengkapan di ruang tersebut masih belum modern. Karena adanya pegawai yang belum bisa mengoperasikan komputer, sehingga tidak terdapat komputer di ruangan tersebut. Selain itu dalam pelaksanaan rapat masih belum menggunakan proyektor.
1.2.       Saran
Tata perlengkapan kantor yang ada di Dinas Pertanian harusnya sudah  mengikuti unsur efektif dan efisien karena itu dapat berpengaruh pada kinerja pegawai. Khususnya untuk penempatan kertas-kertas dan map yang ada diruang  pertemuan  harusnya disediakan tempat tersendiri. Kemudian seharusnya pada instansi pemerintah sudah menggunakan perlengkapan  yang  modern supaya dapat mempermudah  pekerjaan yang satu dengan yang lain. Khususnya pada bagian surat menyurat harusnya menggunakan komputer supaya kinerja yang dilakukan tidak memakan waktu terlalu lama, karena komputer merupakan jenis perlengkapan yang paling penting digunakan dibidang perkantoran.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar