Reformasi Birokrasi di Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, menuntut
adanya perubahan-perubahan baik dari segi ekonomi, sosial, bahkan budaya suatu
organisasi. Dengan munculnya era globalisasi setiap organisasi ataupun
perusahaan mau tidak mau harus ikut berubah dalam segala hal untuk meningkatkan
efektivitas, mutu, bahkan kualitas dari perusahaan atau organisasi tersebut
sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satu yang dilakukan oleh perusahaan dan
organisasi adalah dengan merubah tatanan organisasinya agar mengikuti
perkembangan zaman. Secara empiris, gejala ini
disebabkan oleh perkembangan masyarakat sebagai akibat adanya globalisasi,
memaksa semua pihak, utamanya birokrasi pemerintah, untuk melakukan revisi,
perbaikan dan, mencari alternatif baru tentang sisitem administrasi Negara yang
cocok dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman.
Birokrasi pemerintah sering menunjukkan gejala
yang kurang menyenangkan. Bahkan hampir selalu birokrasi pemerintah bertindak
canggung, kurang terorganisir dan buruk koordinasinya, menyeleweng, otokratik,
bahkan sering bertindak korupsi. Para aparatnya kurang dapat menyesuaikan diri
dengan moderenisasi orientasi pembangunan serta perilakunya kurang inovatif dan
tidak dinamis. Dalam keadaan semacam ini, pemerintah biasanya mendominasi
seluruh organ politik dan menjauhkan diri dari masyarakat. Dengan gambaran
seperti halnya diatas maka reformasi administrasi atau perubahan di dalam
administrasi harus dilakukan, agar briokrasi pemerintah dalam organisasi dapat
memberikan output yang baik bagi masyarakat.
Di era otonomi daerah sekarang reformasi
administrasi juga selalu disebut-sebut sebagai upaya untuk mengikuti bagaimana
perubahan zaman dimana masyarakatnya yang semakin kritis dan menuntut adanya
pelayanan yang maksimal dari aparatur negara sebagai pelayan publik. Berkaitan
dengan reformasi administrasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kota
Denpasar Bali juga melaksanakan berbagai perubahan dalam pelaksanaan
birokrasinya, setiap perbuhana yang ada didasari oleh niatan dari aparaturnya
untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakatnya. Perubahan-perubahan
ditunjukkan dengan adanya berbagai program-program baru yang dimiliki oleh
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, program-program tersebut memang pada
dasarnya tidak menjadi alat ukur utama dimana adanya reformasi administrasi.
Namun dari apa yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di kota
Denpasar dapat dilihat bagaimana praktek administrasi dapat berlangsung sebagai
mana mestinya atau justru hanya sebagai wacana semata tanpa adanya suatu
tindakan yang dibarengi agar terwujudnya suatu reformasi administrasi yang
memang dicanangkan oleh pemerintah daerah Denpasar Bali.
1.2
Rumusan
Masalah
Bagaimana
reformasi administrasi negara di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di Kota
Denpasar Bali?
1.3
Tujuan
Untuk
mengetahui bagaimana proses reformasi administrasi negara di Dinas Pendidikan
dan Olahraga di Kota Denpasar.
1.4
Manfaat
1.
Bagi
mahasiswa PLK reformasi administrasi negara di Dinas Pendidikan dan Olahraga di
Kota Denpasar dapat dijadikan untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
2.
Praktek
Luar Kelas ini dapat membantu mahasiswa dalam menerapkan teori-teori yang telah
ada atau yang telah dipelajarinya dengan kehidupan yang nyata tentang reformasi
administrasi di Dinas Pendidikan dan Olahraga di Kota Denpasar.
3.
Dapat
membandingkan apakah teori-teori yang dipelajari sama dengan penerapannya di
kalangan Dinas Pendidikan dan Olahraga di Kota Denpasar.
4.
Bahan masukan bagi
Pemerintah Dina Pendidikan dan Olahraga di Kota Denpasar dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses Administrasi Negara.
5.
Mengkaji kajian teori
tentang reformasi adminisrasi Negara dalam upaya peningkatan kualitas
administrasi Negara di Pemerintahan Daerah
6.
Memperkuat
rasa persaudaraan antara aparat Dinas Pendidikan dan Olahraga di Kota Denpasar
dengan mahasiswa UNESA
BAB
IV
PENUTUP
1.1
Simpulan
Dari hasil obesrvasi di dapatkan kesimpulan bahwa
struktur kelembagaan di DISDIKPORA kota Denpasar sudah baik. Dimana pembagian
tugas kerjanya telah terspesialisasi sehingga peran dari masing-masing jabatan
sudah sesuai dalam pelaksanaan kewajibannya. Hubungan DISDIKPORA dengan pihak
sekolah sudah berlangsung secara maksimal, hal ini dibuktikan adanya pemerataan
pelaksanaan program cyberschool. Selain itu koordinasi struktural yang efektif
telah dilaksanakan antara DPRD kota Denpasar dengan pihak DISDIKPORA dalam
rangka memajukan pemuda melalui kebijakan tentang pendidikan modern.
Untuk ketatalaksanaannya program cyberschool masih
mengalami hambatan dikarenakan kurangnya SDM yang berkompeten dalam penanganan
program tersebut. Program cyberschool hanya dijalankan oleh 3 orang SDM yang
berkompeten, hal tersebut mengalami hambatan dikarenakan bukan hanya program
cyberschool saja yang ditangani oleh mereka, semua program-program yang
berkaitan tentang IT yang ada di DISDIKPORA berada di bawah tanggung jawab 3
orang tersebut. Hal tersebut kurang efektif, perbaikan-perbaikan dan penambahan
jumlah SDM telah di laksanakan oleh pihak dinas namun tentang penambahan SDM
hal tersebut masih belum mendapat tanggapan dari pemerintah pusat dikarenakan
anggaran tentang pegwai dari pusat yang sangat minim.
Berkaitan dengan sumber daya aparatur, disdikpora
melakukan penataan sumber daya aparaturnya yang kurang maksimal. Karena sistem
rekruitmen dijalankan melalui BKPP atau BKD dan ini menimbulkan disdikpora
kurang mempunyai sumber daya aparatur sesuai dengan yang dibutuhkan karena
pihak BKPP atau BKD belum tentu mengetahui kriteria seperti apa yang dibutuhkan
oleh disdikpora. Terkadang pegawai melakukan pekerjaan yang tidak sesuai
denga topoksinya, pihak BPKP atau BKD
kurang tanggap ketika DISDIKPORA mengalami pengurangan pegawai akibat pensiun
atau mutasi. Penilaian dan evaluasi kinerja pegawai di disdikpora kurang
efektif dan kurang tegas ketika pegawai melakukan pelanggaran pihak DISDIKPORA
hanya melakukan sikap peneguran yang tidak menimbulkan efek jera.
Bentuk akuntabilitas DISDIKPORA diwujudkan melalui
laporan pertanggungjawaban yang disampaikan di berbagai acara seperti seminar,
rapat ataupun pelatihan.
Dalam memberikan pelayanan ihak DISDIKPORA sudah
memberikan pelayanan yang maksimal, hal ini dibuktikan dengan kemampuan pihak
disdikpora dalam menyediakan sarana dan prasarana sebagai penunjang program.
Pihak DISDIKPORA memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dijanjikan secara
akurat dan terpercaya, selain hal itu disdikpora juga cepat tanggap terhadap
keluhan dari masyarakat tanpa membiarkan masyarakat menunggu terlalu lama.
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh DISDIKPORA sudah mencangkup pelayanan
prima yaitu pelayanan yang cepat, tepat, adil, konsisten dan transparan.
1.2
Saran
DISDIKPORA sebagai pihak penyedia pelayanan publik
disarankan untuk meningkatkan kualitas dari fasilitas dan pelayanan di kota
Denpasar khususnya dalam program cyberschool
maupun umah pintar agar merasa puas. Hal ini untuk menghindari adanya presepsi
buruk dari masyarakat mungkin bisa jadi terkait dengan anggaran Pemerintah Kota
Denpasar. Pihak DISDIKPORA juga harus lebih tegas terhadap pegawai yang
melanggar aturan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar