Selasa, 11 Juni 2013

E-Gov - PLK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Era globalisasi seperti apa yang terjadi saat ini merupakan salah satu bentuk kemajuan Teknologi dan Infromasi Komunikasi (TIK). Pekembangan TIK ini akan memberikan sumbangsih dalam pelaksanaan segala bidang aspek kehidupan sehigga akan terlaksana lebih efektif, efisien, inovatif, dan kreatif.
Dunia Teknologi dan Informasi telah melahirkan salah satu konsep yang sangat baik dalam membantu pemerintah dalam hal pelayanan public melalui konsep E-Gov. E-Gov merupakan kependekan dari Electronic Government dimana konsep ini berbasis pada jaringan internet yang berbetuk website sehingga pemerintah, masyarakat, swasta, serta pihak lain yang terlibat dapat berkomunikasi secara efektif melalui website tersebut.
Pelaksanaan konsep E-Gov ini juga harus disikapi secara bijaksana oleh pemerintah karena dalam kenyataannya masih banyak masyarakat dan aparatur yang belum memahami bagaimana pelaksanaan E-Gov atau dikarenakan factor ketidakmampuan individu dalam menghadapi perubahan pola pelayanan dari konsep tradisional ke konsep modern ataupun karena masalah skill yang dimiliki oleh setiap individu yang terlibat. Permasalahan lain yang dihadapi oleh pemerintah yang menerapkan E-gov ini adalah keterbatasan masalah dana sehingga menghambat pengadaan dan penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang terlaksananya program hasil dari konsep E-Gov.
Kota Denpasar sebagai salah satu kota yang peduli akan perkembangan TIK yang semakin mendunia membuat sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan yakni program Cyber School sesuai yang tertera pada Keputusan Wali Kota Denpasar No. 188.45/709/HK/2011 Tentang Program Inovasi Cyber School pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar. Cyber School adalah suatu jaringan internet yang menghubungkan semua sekolah negeri di Denpasar mulai dari tingkat TK/Paud sampai dengan SMA/SMK melalui website yang dimiliki oleh sekolah masing- masing dan terhubung langsung dengan website milik Dinas Pendidikan Kota Depasar sebagai website induk.
Dengan adanya Cyber School ini, Pemerintah Kota Denpasar berharap dapat membantu masyarakat baik yang beruntung karena dapat mengenyam bangku pendidikan formal maupun mereka yang kurang berruntung karena keterbatasan ekonomi menyebabkan mereka tidak sempat merasakan apa itu sekolah sehingga dapat menggunakan fasilitas E-Book dalam program Cyber School sehingga mereka dapat mendownload buku secara gratis untuk menambah pengetahuan mereka yang pada jangka ke depannya diharapkan akan membantu mengurangi angka kemiskinan di Kota Denpasar.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan Cyber School di Kota Denpasar?
2. Bagaimana hasil analisis pelaksanaan Cyber School di Kota Denpasar dihubungkan dengan konsep-konsep E-Gov yang ada?

1.3.Tujuan
1. Mengetahui pelaksanaan Cyber School di Kota Denpasar.
2. Mengetahui analisis pelaksanaan Cyber School di Kota Denpasar dihubungkan dengan konsep E-Gov yang ada.

1.4.Manfaat
1.   Bagi Pembuat Kebijakan
Makalah ini bisa dijadikan referensi pembuat kebijakan agar lebih mudah dalam menerapkan konsep Cyber School di Kota Denpasar serta untuk memberikan pembanding guna membuat program selanjutnya agar lebih baik lagi.
2.   Bagi Mahasiswa
a.       Sebagai pengetahuan untuk dapat memahami mengenai konsep Cyber School yang diterapkan di Kota Denpasar
b.      Sebagai pedoman sekaligus pembanding apabila dilakukan lagi sebuah penelitian yang memiliki tema yang sama.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1.Definisi Electronic Government
Ada beberapa pengertian mengenai Electronic Government atau yang biasa disebut dengan E-Gov, diantaranya adalah menurut World Bank. Menurutnya, E-Gov adalah alat yang digunakan oleh pemerintah melalui teknologi informasi yang akan menjadi aktivitas penyampaian informasi bagi masyarakat, swasta, dan pemerintah itu sendiri.
Sedangkan menurut Zweers and Planque, 2001, berhubungan dengan penyedia informasi, layanan atau produk yang disiapkan secara elektronis, dengan dan oleh pemerinah, tidak terbatas tempat dan waktu, menawarkan nilai lebih untuk partisipasi pada semua kalangan.
UNDP (United Nation Development Programme), menyatakan E-Gov adalah aplikasi teknologi informasi dan teknologi bagi aparatur pemerintah. Di sisi lain Direktur dari Institute for Electronic Government, Janet Caldow mengatakan E-Gov adalah era perubahan dari government menuju ke governance untuk mencapai masyarakat industri.
Berdasarkan Inpres no 3 tahun 2003 E-Government dipahami sebagai upaya terstruktur untuk mengembangkan pelayanan publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien. Jadi dapat disimpulkan Electronic Government adalah interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dan subyek kepentingan lain yang masih terlibat dengan memanfaatkan penggunaan teknologi informasi yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan.
Dua negara besar yang terdepan dalam mengimplementasikan konsep e-Government, yaitu Amerika dan Inggris melalui Al Gore dan Tony Blair, secara terperinci menggambarkan manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya konsep e-Government bagi suatu negara adalah:
                     a            Memperbaiki kualitas pemerintah terutama dalam hal efektivitas dan efisiensi kerja
                    b            Meningkatkan transparansi, control, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah
                     c            Memberi peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak yang berkepentingan
                    d            Mengurangi biaya pengeluaran keperluan stakeholder sehari-hari
                     e            Menciptakan lingkungan yang dapat mempercepat pemberian jawaban atas pertanyaan dan pernyataan masyarakat
                     f            Memberdayakan masyakat dalam proses pengambilan keputusan secara demokratis
Secara singkat  skema e-Government dapat dilihat pada gambar berikut:


2.2.Tahapan Electronic Government
Tahapan E-Government menurut inpres no 3 tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi:
         a            Pembuatan situs informasi disetiap lembaga
        b            Penyiapan SDM
         c            Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose Community Center, Warnet, SME-Center, dll
        d            Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.
Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :
         a            Pembuatan situs informasi publik interaktif
        b            Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain;
Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :
         a            Pembuatan situs transaksi pelayanan public
        b            Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain.
Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :
Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B, G2C, G2E yang terintegrasi

2.3.Elemen Penentu Sukses Pengembangan Electronic Government
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan untuk mensukseskan pelaksanaan E-Government yaitu:
1.      Support (Dukungan)
Dukungan adalah keinginan dari berbagai kalangan pejabat public dan politik untuk benar-benar menerapkan konsep E-Government, bukan hanya sekadar mengikuti trend. Karena birokrasi Indonesia cenderung menggunakan model top-down maka dukungan dimulai dari pejabat yang kedudukannya tertingi lalu bergerak ke pejabat yang kedudukannya lebih rendah. Bentuk dukungan tersebut dapat berupa disepakatinya E-Government sebagai salah satu kunci sukses Negara dalam mencapai visi dan misinya, dialokasikannya sumber daya penunjang pelaksanaan E-Government, dibangunnya infrastruktur dan suprastruktur pendukung pelaksanaan E-Government, dan disosialisasikannya program E-Government secara berkelanjutan dan konsisten.
2.      Capacity (Kemampuan)
Kemampuan pemerintah untuk mewujudkan E-Government sesuai dengan program yang sudah dicanangkan. Ada tiga hal yang harus dimiliki pemerintah untuk dapat mewujudkan program E-Government yaitu ketersediaan sumber daya, ketersediaan infrastruktur teknologi, dan ketersediaan sumber daya manusia yang berkompeten dan memiliki keahlian di bidang yang dibutuhkan.
3.      Value
Yaitu manfaat lebih yang dapat dirasakan oleh pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak yang berkepentingan setelah dilaksanakannya E-Government.

2.4.Jenis Pelayanan Electronic Government
            Salah satu cara mengkategorikan jenis-jenis pelayanan adalah dengan melihatnya dari dua aspek utama:
                       a            Aspek Kompleksitas, yaitu menyangkut seberapa rumit anatomi sebuah aplikasi E-Government yang ingin dibangun dan diterapkan, dan
                      b            Aspek Manfaat, yaitu menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan besarnya manfaat yang dirasakan oleh para penggunanya.
            Berdasarkan dua aspek diatas, maka jenis-jenis proyek E-Government dapat dibagi menjadi tiga kelas utama, yaitu:
                      1            Publish
Jenis ini merupakan implementasi E-Government yang termudah karena selain proyeknya yang berskala kecil, kebanyakan aplikasinya tidak perlu melibatkan sumber daya yang besar dan beragam.
                      2            Interact
Berbeda dengan kelas publish yang sifatnya pasif, pada kelas Intersact telah terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan mereka yang berkepentingan. Ada dua jenis aplikasi yang bisa dipergunakan. Yang pertama adalah bentuk portal dimana situs terkait memberikan fasilitas searching bagi mereka yang ingin mencari data atau informasi secara spesifik (pada kelas Publish, user hanya dapat mengikuti link saja). Yang kedua adalah pemerintah menyediakan kanal dimana masyarakat dapat melakukan diskusi dengan unit-unit tertentu yang berkepentingan, baik secara  langsung (seperti chatting, tele-conference, web-TV, dan sebagainya) maupun tidak langsung (melalui email, frequent ask questions, newsletter, mailing list, dan lain sebagainya).
                      3       Transact
Yang terjadi pada kelas ini adalah interaksi dua arah seperti pada kelas Interact, hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari satu pihak ke pihak lainnya (tidak gratis, masyarakat harus membayar jasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah atau mitra kerjanya). Aplikasi ini jauh lebih rumit dibandingkan dengan dua kelas lainnya karena harus adanya sistem keamanan yang baik agar perpindahan uang dapat dilakukan secara aman dan hak-hak privasi berbagai pihak yang bertransaksi terlindungi dengan baik.

2.5.Tipe Relasi Layanan Electronic Government
            Di dalam konsep E-Government, dikenal empat tipe relasi E-Government, yaitu:
                 1            Government to Citizens (G2C)
Tipe G2C ini merupakan aplikasi E-Government yang paling umum, yaitu dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat (rakyat). Dengan kata lain, tujuan utama dari dibangunnya aplikasi E-Government bertipe G2C adalah untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari.
                 2            Government to Business (G2B)
      Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk sebuah lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekenomian sebuah negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, entiti bisnis semacam perusahaan swasta membutuhkan banyak sekali data dan informasi yang dimiliki oleh pemerintah. Disamping itu, yang bersangkutan juga harus berinteraksi dengan berbagai lembaga kenegaraan karena berkaitan dengan hak dan kewajiban organisasinya sebagai sebuah entiti berorientasi profit. Diperlukannya relasi yang baik antara pemerintah dengan kalangan bisnis tidak saja bertujuan untuk memperlancar para praktisi bisnis dalam menjalankan roda perusahaannya, namun lebih jauh lagi banyak hal yang dapat menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi interaksi yang baik dan efektif dengan industri swasta.
                      3       Government to Governments (G2G)
Di era globalisasi ini terlihat jelas adanya kebutuhan bagi negara-negara untuk saling berkomunikasi secara lebih intens dari hari ke hari. Kebutuhan untuk berinteraksi antar satu pemerintah dengan pemerintah setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal-hal yang berbau diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama antar negara dan kerjasama antar entiti-entiti negara (masyarakat, industri, perusahaan, dan lain-lain) dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi perdagangan, proses-proses politik, mekanisme hubungan sosial dan budaya, dan lain sebagainya.
                      4       Government to Employees (G2E)
             Pada akhirnya, aplikasi E-Government juga diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat.
Dengan menyadari adanya bermacam-macam tipe aplikasi tersebut, maka terlihat fungsi strategis dari berbagai aplikasi E-Government yang dikembangkan oleh sebuah negara. Keberadaannya tidak hanya semata untuk meningkatkan kinerja pelayanan pemerintah kepada masyarakatnya, namun lebih jauh lagi untuk meningkatkan kualitas dari penyelenggaraan pemerintahan sebuah negara, yang pada akhirnya bermuara pada kemajuan negara itu sendiri.

2.6.Tantangan Electronic Government
Ada tiga tantangan besar yang dihadapi oleh pemerintah maupun masyarakat dalam melaksanakan E-Government di negaranya atau di daerahnya masing-masing, yaitu:
1.      Tantangan yang berkaitan dengan penetuan akses digital.
Akses digital yang dimaksud di sini adalah perubahan pertemuan antara pemerintah dengan masyarakat maupun pihak-pihak yang bersangkutan yang dahulunya menggunakan system tradisional sekarang bergeser melalui system internet sehingga pihak-pihak tersebut tidak perlu melakukan tatap muka. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penetuan akses digital ini yaitu penetuan jenis akses digital  yang dibangun dan dipergunakan oleh masyarakat, distribusi akses digital agar dapat merata di seluruh masyarakat, dan strategi pembiasaan penerapan pada masyarakat.
Penyelesaian atas tantangan berikut dapat dilakukan dengan cara:
                a            Tetap menggugah masyarakat untuk mendukung pelaksanaan E-Government.
               b            Meminta masyarakat untuk memilih akses digital seperti apakah yang mereka inginkan.
                c            Menentukan jenis dan besarnya investasi untuk pelaksanaan program E-Government.
               d            Semua pihak yang terlibat harus sepakat menggunakan teknologi yang besrifat universal dan berbasis internet agar masyarakat dapat memilih berbagai kanal akses yang dimilikinya.
                e            Untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat dalam kesetiannya menggunakan system E-Government, maka permerintah dan mitra kerja harus memberikan jaminan perlundungan privacy masyarakat.
                f            Untuk mencapai tujuan besar dari E-Government yang dilakukan pemerintah yaitu menjangkau seluruh masyarakatnya maka pemerintah harus memiliki strategi pemasaran yang baik.
2.      Tantangan Keterlibatan Pihak Non-Pemerintah
Dalam membangun E-Government maka pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta perihal penyediaan suprastruktur maupun infrastruktur yang berakitan dengan program E-Government yang dicanangkan. Oleh karena danya kerja sama antara pihak pemerintah dengan pihak luar ini maka perlu adanya prinsip kerja sama yang baik agar tidak terjadi kecurangan yang dapat menimbulkan kerugian. Prinsip tersebut adalah
                     a            Pemerintah harus memiliki kantor atau lembaga representative yang mengurusi dan mengawasi hubungan antara pihak-pihak yang teribat. Dalam hal ini, lembaga yang ditunjuk harus bersifat netral dan obyektif tidak boleh cenderung membela pihak tertentu.
                    b            Pemerintah harus memiliki aturan yang jelas mengenai bagaimana prosedur keterlibatan pihak-pihak luar pemerintah yang ingin bergabung dalam program tersebut.
                     c            Pemerintah tidak boleh memberikan kontrak ekslusif kepada perusahaan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat di bagian yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
3.      Tantangan Pembiayaan Manajemen Perubahan
Perubahan adalah hal yang tabu di masyarakat. Banyak masyarakat yang sudah cukup puas dengan keadaannya sekarang dan sulit untuk diajak berubah. Oleh karena itu implementasi E-Government harus disertai dengan strategi transformasi yang baik dan boleh ditambah dengan pemberian insentif, pembentukan struktur yang mendukung perubahan lingkungan, penyiapan dana yang cukup, dan pengembangan SDM. Untuk mengatasi perubahan terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, yaitu:
a.       Pemerintah harus fokus pada pengembangan E-Government.
b.      Pemerintah harus memikirkan bentuk insentif yang akan diberikan kepada daerah yang berhasil melaksanakan E-Government.
c.       Harus ada mekanisme yang jelas dalam setiap proyek yang berkaitan dengan tanggung jawab terutama yang menyangkut accountability, responsibility, consulted, dan informed.
d.      Studi dan evaluasi menegani dampak implementasi E-Government harus dilaksanakan secara berkelanjtan oleh masyarakat.
e.       Untuk mempercepat implementasi dari program E-Government harus ada departemen besar yang memimpin dan mengkoordinasi kegiatan yang ada.

2.7.Hambatan dalam Pelaksanaan E-Gov
1.      Peopleware
Merupakan hambatan yang bersumber dari sumber daya manusia yakni kemampuan para pejabat birokrasi maupun staff dalam menggunakan internet yang masih sangat terbatas. Hal ini terbukti dari masih sangat tergantungnya birokrasi dalam pengembangan e-government terhadap pihak luar, sehingga operasionalisasi e-government juga tidak berjalan lancar ditandai dengan sarana interaksi yang disediakan tidak ada aktivitas yang berarti.
2.      Hardware
Berkaitan dengan teknologi dan infrastuktur. Misalnya saja terbatasnya hardware dan software serta masih sedikitnya instansi pemerintah yang terhubung pada jaringan baik lokal (LAN) maupun global (Internet) menyebabkan perkembangan e-government tidak dapat berjalan lancar.
3.      Organoware
Ditandai dengan tidak fleksibelnya Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) birokrasi yang dapat mewadahi perkembangan baru model pelayanan publik melalui e-government, belum adanya regulasi yang mengijinkan transaksi melalui media elektronik dapat dianggap sah. Walaupun sudah ada Undang-Undang ITE namun belum ada Juklak dan Juknis, dan terbatasnya dana yang tersedia untuk pengembangan dan operasionalisasi e-government di daerah. Pemerintah pusat hanya menyediakan kerangka kebijakan dan panduan tidak disertai dengan alokasi dana sehingga harus ditanggung oleh daerah yang bersangkutan.

BAB III
ISI
3.1.Hasil Temuan
3.1.1.      Definisi Cyber School
Cyber School adalah suatu program pemanfaatan TIK yang dihubungkan dengan sekolah-sekolah di Denpasar. Untuk saat ini yang tergabung dengan program cyber school adalah sekolah negeri mulai dari TK sampai dengan SMA/SMK. Program ini merupakan wujud dari pelaksanaan Electronic Government di lingkungan pendidikan di Kota Denpasar. Cyber School ini diresmikan pada tanggal 22 Februari 2006 oleh Wali Kota Denpasar yaitu Bapak Aan Puspayoga.
Visi:     1. Terciptanya kota Denpasar berwawasan budaya dengan keharmonisan dalam keseimbangan.
2. Terwujudnya peningkatan mutu pendidikan yang berakar pada budaya bangsa
Misi:    1. Semakin maraknya penggunaan internet dalam era informasi dan globalisasi.
2. Dan juga keterbatasan dan kebebasan mengakses ke berbagai sumber informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang tersebar di selururh dunia kita bisa mendapatkan informasi yang kita inginkan untuk meningkatkan kualitas pembangunan khususnya di bidang pendidikan,
Tujuan: 1. Meningkatkan pelayanan dalam bentuk Teknologi Informasi khususnya bidang pendidikan di Kota Denpasar
2.  Meningkatkan kemampuan SDM khususnya bagi pengelola pendidikan dalam bidang Teknologi Informasi
3.   Sebagai pembelajaran bagi siswa maupun masyarakat pendidikan yang ada di Kota Denpasar
4.   Memberikan ruang untuk berkreasi dan berinovasi di bidang Teknologi Informasi, khususnya bagi sisiwa-siswa di Kota Denpasar
Target: Mencerdaskan siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

3.1.2.      Sub Program Cyber School
Program cyber school dapat diakses melalui www.cyberschooldps.net atau website www.denpasar.co.id atau www.pendidikan.denpasarkota.go.id yang kemudian dalam website pemerintah Kota Denpasar tersebut akan ada menu portal cyber school. Cyber school sendiri memiliki beberapa sub program yaitu:
1.      Pengumuman Lelang 2013
Program ini mirip dengan E-Prochurment, dimana diadakan lelang untuk pengadaan barang dan/atau jasa bedanya untuk dapat diadakan pelelangan ini tidak ada patokan khusus mengenai berapa minimal nominal pelelangan dan hanya dapat dilakukan untuk barang dan/atau jasa di lingkup pendidikan Kota Denpasar.
2.      Aplikasi UN 2012
Berisi mengenai kumpulan soal-soal UN pada tahun 2012 untuk semu jenjang pendidikan.
3.      Buku Sekolah Elektronik
Berisi kumpulan buku-buku untuk semua jenjang pendidikan yang dapat didownload oleh siapapun
4.      Bank Soal
Berisi kumpulan soal-soal yang berasal dari berbagai sumber
5.      Format LI
Aplikasi untuk orang tua yang dapat menghubungan orang tua dengan informasi apapun yang diinginkan oleh orang tua mengenai pendidikan anaknya
6.      Rumah Belajar
Rumah belajar ini terbagi menjadi empat bagian yaitu SD-SMA/SMK hanya saja keempat bagian ini merupakan bentuk sekolah Islam sehingga info yang ada lebih banyak memuat tentang pendidikan berbasis Islam
7.      Radio Edukasi
Radio ini bertujuan untuk menjangkau mereka yang tidak terjangakau oleh pendidikan secara konvensional (tatap muka). Meskipun hanya berupa media komuikasi elektonik namun info yang disediakan oleh Radio Edukasi cukup lengkap meliputi semua jenjang pendidikan.

8.      PSB Online
Penerimaan siswa baru dilakukan dengan cara online agar memudahkan menghemat biaya, tenaga, dan waktu. Namun meskipun sudah ada cara ini, masih banyak masyarakat yang menggunakan PSB dengan system konvensional terutama saat pengumuman penerimaan siswa, banyak orang tua yang protes mengapa nama anaknya tidak tercantum dalam website padahal anak mereka memang tidak lolos ujian. Informasi yang berhubungan dengan penerimaan siswa sangat lengkap di portal tersebut sehingga pada dasarnya sangat membantu orang tua dan siswa. Namun untuk PSB online ini penerapannya masih belum optimal karena dinas hanya bersifat memfasilitasi sementara yang mejalankan adalah sekolah, karena kebanyakan SDM di sekolah tersebut belum melek IT maka program belum berjalan efektif. Hanya ada satu sekolah swasta yang sudah menjalankan program ini dengan efektif, namun karena dia adalah sekolah swasta maka tidak termasuk ke dalam program Cyber School Kota Denpasar. Mengenai SDM yang kurang kompeten, hal ini disebabkan karena perekrutan SDM dilakukan oleh sekolah itu sendiri bukan dari Dinas.
9.      NISN (Nomor Induk Siswa Nasional)
Merupakan sub program online yang digunakan untuk mencari nomor induk siswa sehingga tidak perlu mencari melalui arsip yang tentunya jumlahnya sangat banyak. Namun ketika sub program ini dibuka akan lebih sering kita temui “404 file or directory not found”
10.  NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional)
Sama dengan NPSN hanya sub program ini menyimpan nomor sekolah negeri yang ada di Kota Denpasar. Namun dari website yang ada dapat dilihat bahwa website tersebut tidak terurus karena tidak menampilkan update terbaru dari mereka. 
11.  NUPTK (Nomor Unit Pendidik dan Tenaga Pendidik)
Merupakan sub program yang terhubung dengan portal www.nuptk.kemendikbud.go.id.
3.1.3.      Pelaksanaan Program Cyber School
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga sebagai dinas yang menaungi bidang pendidikan di Kota Bali memanfaatkan kecanggihan IT untuk menjalankan suatu program E-Gov yang bernama Cyber School. Cara kerja dari program ini adalah dengan menghubungkan aplikasi free wi-fi dengan semua sekolah negeri di Kota Denpasar dari tingkat TK sampai SMA. Nantinya pada website program ini akan dapat digunakan untuk mengetahui semua informasi yang dibutuhkan orang tua tentang sekolah tempat anaknya menimba ilmu juga informasi tentang kemajuan belajar anak itu sendiri serta beberapa informasi lain. Contoh nyata dari hal tersebut adalah orang tua dapat mengetahui berita-berita yang menyangkut sekolah, mengetahui nilai rapor ataupun laporan tentang aktivitas si anak, serta apabila anak tidak masuk orang tua dapat membuat surat ijin melalui website tersebut sehingga tidak perlu mengirim surat ke sekolah sehingga diharapkan dengan adanya hal tersebut akan mengurangi penggunaan kertas yang dapat mengakibatkan globl warming.

Dalam website ini terdapat fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1.   Pada halaman depan terdapat berita-berita terbaru yang berhubungan dengan dunia pendidikan di Kota Denpasar
2.   Pada Menu atas terdapat link Sambutan, e-learning, Artikel, Forum Diskusi, dan Kontak Kami.
3.   Pada menu kanan terdapat link Galery foto, Webmail, SimDik, BSE (Buku Sekolah Elektronik), Video Galery, Situs-situs sekolah, situs cabang UPTD Dikpora, Hasil UAN 2009, Dapodik, dan Direktori Bali.
4.   Pada menu kiri terdapat form login, form jajak pendapat, link situs-situs Pemda seluruh Bali, dan form statistik pengunjung Website Cyberschool.
Penanganan IT dari pelaksanaan program ini ditangani oleh Telkom melalui system tender yang diadakan oleh Pemerintah Kota Denpasar. Jaringan IT yang ada dipasang ke semua sekolah negeri di Kota Denpasar dengan system pemerintah Kota Denpasar menyewa kepada Telkom. Dana yang didapat untuk menyewa jaringan tersebut diperloeh dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Denpasar. Jaringan ini dipasang pada 60 titik speedy dengan biaya 1 speedy adalah Rp.700.000,00 sehingga satu sekolah membutuhkan biaya 4,8 juta sampai dengan 5 juta untuk dapat melaksanakan program Cyber School ini. Mengenai penghapusan system sewa menjadi system kepemilikan oleh sekolah, petugas dari dinas mengatakan bahwa system tersebut akan tetap berjalan menggunakan system sewa sampai ada peraturan baru dari pemerintah kota.
Pada awalnya Cyber School di Kota Denpasar menggunakan metode client-server untuk penerapan jaringan internetnya. Metode client server adalah satu tempat sebagai server yang memiliki data lengkap mengenai keperluan Cyber School dan tempat lain sebagai client yang dapat mengambil data dari client. Sebagai client, mereka tidak dapat saling membagi data karena data harus diambil dari jaringan milik server. Dalam penerapannya di Kota Denpasar SMK N 1 Denpasar sebagai sentral server dan 11 SMP Negeri, 8 SMA Negeri, 5 SMK Negeri, dan 4 Cabang Dinas Dikbud sebagai clientnya. Pada saat itu bandwith yang digunakan adalah 256kb.

            Pada saat launching website, website ini hanya berisi sambutan Kepala Dinas kemudian setelah melalui beberapa pembangunan jaringan internet, website ini mulai dilengkapi dengan fasilitas chatting guru, orang tua-guru, dan siswa melalui system m-IRC. Seiring perkembangan jaman, tim Cyber School beserta para konsultan membuat suatu jaringan teleconference intranet atau tidak lagi menggunakan bandwidth. 
            Untuk keperluan pendidikan akhirnya program ini membuka E-Learning untuk memudahkan masyarakat mengakses hal yang berhubungan dengan pendidikan. E-lerning Cyber School adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet dan jaringan komputer. Didalam E-learning ini disediakan fasilitas quitz / ujian online, forum diskusi dan penyedian materi pemelajaran. Untuk dapat menggunakan fasilitas ini bisa diakses pada alamat http://learning.cyberschooldps.net/

            Dalam web server cyberschooldps.net ini support subdomain yang nantinya dapat digunakan oleh sekolah-sekolah untuk menyimpan data web masing-masing sekolah maupun UPTD Dikpora yang disebut client, setiap sekolah dapat mempunyai subdomain dari main domain cyberschooldps.net dan dapat mengelola sendiri content dari subdomain tersebut. Sebagai contoh : SMA Negeri 1 mempunyai subdomain di server Cyber School dengan nama sman1.cyberschooldps.net dengan sub domain ini SMA Negeri 1 dapat mempunyai Website sendiri dan email sendiri sesuai dengan subdomain yang dimiliki.
Cyber school juga menyediakan layanan free email service. Server email ini juga sudah mendukung virtual domain yang memungkinkan setiap sekolah dapat mempunyai alamat mail sendiri sesuai dengan subdomain yang dipunyai sekolah serta dapat dikelola secara mandiri oleh sekolah bersangkutan.
Selain itu dalam Cyber School juga diediakan forum diskusi. Forum diskusi ini disediakan untuk dapat memfasilitasi komponen cyebrschool untuk dapat berbagi pendapat, pengalaman, dan cerita apa saja, dengan barang tentu sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan, lewat media ini bisa dibagi informasi beasiswa, kurikulum dan cerita cerita seputar dunia pendidikan. Fasilitas ini dapat diakses pada alamat http://www.forum.cyberschooldps.net

Cyber School di Kota Denpasar ini sangat efektif, website berjalan aktif dan cepat ditanggapi. Kinerjanya masyarakat dapat mendownload semua infirmasi yang dibutuhkan, karena hamper semua link yang ada dalam website  tersebut dapat diunduh, selain itu masyarakat dapat mengupload pertanyaan maupun keluhan yang ia rasakan melalui website tersebut, kemudian bagian administrator dari Cyber School akan menyampaikan hal tersebut kepada pihak-pihak yang terkait lalu pihak tersebut akan memberikan jawaban, namun disamping itu pihak-pihak yang bersangkuta langsung tersebut hendaknya juga lebih melek megenai teknologi sehingga akan memperceoat proses komunikasi.

3.1.4.      Keuntungan dan Hambatan Pelaksanaan Program Cyber School
. Keutungan pokok dengan diadakannya program Cyber School ini adalah masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi pendidikan yang ada di Kota Denpasar sehingga akan tercipa suatu system pegawasan yang baik terhadap anak antara orang tua dan guru. Keuntungan lainnya adalah untuk membantu mencapai harapan pemerintah yaitu pada tahun 2014 sudah tidak ada lagi surat sekolah sehingga akan mengurangi biaya kurir atau waktu.
Hambatan dalam pelaksanaan Cyber School ini terletak pada sumber daya manusianya. Hanya ada dua orang yang menangani program tersebut. Satu orag sebagai administrator dan satu orang lagi sebagai desainer teknik dalam program Cyber School. Dena jumlah SDM yang sangat terbatas tentu akan terjadi pembagia kerja yang overlapping sehingga kinerja tidak akan optimal. Untuk penambahan SDM belum dilakukan sampai saat ini karena memang tidak ada perintah dari pemerintah. Selain itu SDM dari yang menangani sub program Cyber School juga terbatas. Mereka bukan berasal dari tenaga ahli, mereka direkrut dari lembaga yang membawahi sub program itu sendiri. Contohnya untuk PSB Online yang merekrut SDM adalah dari sekolah masing-masing, ataupun program radio edukatif yang memiliih SDM juga berasal dari kantor radio tersebut.

3.2.Pembahasan
Merujuk pada teori yang dingkapkan dalam buku Indrajit dan Inpres no.3 Tahun 2003 berikut hasil pmbahasan yang dapat dipaparkan:
3.2.1.      Ditinjau dari Tahapan Pelaksanaan E-Gov
Tahapan pelaksaanaan Cyber School di Kota Denpasar dimulai dari penyediaan SDM yang mengelola program tersebut dan sosialisasi kepada masyarakat dan pembuatan master plan mengenai program tersebut dan siapa-siapa saja yang akan dilibatkan serta bagaiamana cara pelaksanaan program tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan tahap ke-dua yaitu adanya pembicaraan dengan beberapa instansi lain yang terkait serta adanya rencana pembuatan kolom untuk berdiskusi dengan masyarakat sehingga akan terjadi komunikasi yang interaktif. Tahap yang paling utama adalah pembuatan website itu sendir sebagai media komunikasi yang kemudian dilanjutkan pada tahap terakhit yaitu pelaksanaan secara terintegrasi antar tipe relasi yang ada. Tahapan ini sesuai dengan tercantum dalam Inpres no.3 Tahun 2003 bahwa terdapat empat tahapan pelaksanaan E-Gov yaitu persiapan, pematangan, pemantapan, dan pemanfaatan, namun ada beberapa sub tahap yang dalam pelaksanaannya kurang optimal sehingga sedikit banyak mempengaruhi pelaksanaan program Cyber School ini. Contohnya adalah mengenai pelaksaaan tipe relasi yang terintegrasi yang terdiri dari 4 tipe relasi namun dalam Cyber School tidak semua keempat tipe relasi terlaksana. Selain itu penyiapan SDM yang dirasa kurang tepat dalam sistem seleksi dan perekrutannya serta jumlah penyediaannya yang sangat terbatas sehingga sedikit mempengaruhi pelaksanaan Cyber School meskipun program ini tetap berjalan cukup baik.

3.2.2.      Ditinjau dari Elemen Sukses Penentu Pengembangan E-Gov
Sebuah program tentu tidak akan berjalan sukses apabila tidak didukung dengan sumber daya yang ada. Sesuai dengan apa yang diungkapkan dalam buku Indrajit, Program Cyber School yang dilaksanakan di Denpasar ini didukung oleh keinginan pemerintah dalam hal ini dibawah naungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga untuk mewujudkan suatu program IT yang unggul dan optimal dalam pelaksanaannya, hal ini terbukti dari semua pendanaan terhadap program ini mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dibiayai oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Denpasar guna mencapai tujuan utama dari program Cyber School yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dan mempermudah akses informasi terhadap lingkungan pendidikan di Kota Denpasar. Elemen sukses yang ke-tiga adalah mengenai SDM. Untuk hal ini, baik secara kualitas maupun kuantitas SDM pada program Cyber School belum optimal dimana jumlah staff program Cyber School di dinas tersebut hanya dua orang dengan beberapa petugas sub program cyber school di posnya masing-masing. Secara kualitas memang dua orang administrator yang ada di kantor sudah dapat dikatakan memenuhi kompetensi namun untuk SDM yang menangani sub program masih belum memenuhi kompetensi. Hal ini dapat terlihat pada program PSB Online yang sampai saat ini masih berupa fasilitas belum dapat dijalankan dengan optimal karena SDM dari sekolah-sekolah tersebut tidak mampu memenuhi kompetensi IT yang dibutuhkan.

3.2.3.      Ditinjau dari Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan dari Cyber School ini termasuk ke dalam jenis pelayanan Interact, hal ini sesuai dengan apa yang didasarkan pada aspek kompleksitas dan aspek manfaat. Dalam website ini terdapat komunikasi dua arah antara pengelola website dengan masyarakat, dimana masyarakat dapat mendownload informasi yang ada sekaligus memberikan informasi melalui website tersebut dengan tata cara tertentu. Disebut Interact karena tidak terjadi pemindahan uang melalui website ini.
Apabila jenis pelayanan Cyber School telah sampai pada tahap interact tentu ada bagian yang berupa jenis pelayanan Publish karena sebelum sampai pada tahap interact suatu program Electronic Government adalah berupa jenis layanan Publish.

Berikut adalah klasifikasi bagian website yang berupa Publish. Dalam tampilan depan yang disajikan oleh website ini masyarakat hanya dapat membaca berita tanpa dapat memberikan komentar sehingga tidak terjadi pemindahan informasi.

            Sedangkan untuk tampilan website yang merupakan jenis layanan interact karena terjadi pertukaran informasi adalah sebagai berikut

3.2.4.      Ditinjau dari Tipe Relasi Layanan E-gov
Dari keempat tipe relasi layanan yang ada yang tertera dalam buku karangan Indrajit, maka Cyber School memiliki 3 jenis tipe relasi E-Gov yaitu Government to Citizen (G2C), Goverment to Government (G2G), dan Government to Business (G2B). G2C terlihat dari tujuan penciptaan program ini adalah untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi pendidikan di Kota Denpasar. Masyarakat dapat mengambil informasi yang ada seperti info tentang penerimaan murid baru atau info tentang kegiatan sekolah sekaligus memberikan informasi berupa pertanyaan atau pernyataan kepada sekolah yang kemudian akan ditangapi oleh pihak yang terkait.
Tampilan G2C di website yang menggambarkan penyampaian informasi pengumuman kelulusan UN kepada masyarakat Denpasar.
Bentuk G2G terlihat dari adanya hubungan kerja sama dengan beberapa instansi lain sehingga di salah satu bagian website ini menyediakan link untuk membuka website instansi tersebut. Selain itu program ini juga terhubung dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh info mengenai nomor induk nasional siswa, pegawai, dan sekolah. Juga terhubung langsung dengan Disdikpora sebagai dinas yang menaunginya dan terhubung dengan instansi-instansi lain.

Bentuk tampilan G2G di website dengan instansi lain.
Bentuk G2B adalah adanya kerja sama pada saat perencanaan dan pelaksanaan Cyber School antara Disdikpora dengan Telkom sebagai penyedia jasa layanan internet yang menjadi sumber daya Teknologi Informasi dalam program ini. G2B ini mungkin tidak terlihat langsung dalam website Cyber School.
Untuk G2E belum terlihat adanya tipe relasi tersebut dalam program Cyber School ini.

3.2.5.      Ditinjau dari Tantangan Pelaksanaan E-Gov
Tantangan pelaksanaan E-Gov di Kota Denpasar ini adalah lebih pada bagaimana pemerintah mengajak masyarakat Denpasar untuk berpartisipasi penuh dalam program ini sehingga akan lebih menghemat biaya dan waktu serta tercapailah program pendidikan yang berbasis IT sehingga akan meningkatkan kualitas pendidikan yang pada jangka ke depannya diharapkan mampu semakin mendongkrak pariwisata Denpasar dan Bali di mata internasional. Mengapa masyarakat menjadi titik berat tantangan pelaksanaan e-gov di Denpasar karena masyarakat Denpasar sendiri tidak seluruhnya melek IT. Meskipun dari luar kota ini terlihat megah namun masih banyak di pinggiran kota Denpasar yang tidak dapat mengenyam pendidikan dengan layak.
Sementara untuk keterlibatan pihak non-pemerintah yakni Telkom sebagai penyedia jasa layanan internet yang disewa oleh Disdikpora sampai saat ini system sewa tersebut tidak mengalami masalah ataupun kesalahpahaman antar instansi.

3.2.6.      Ditinjau dari Hambatan Pelaksanaan E-Gov
Hambatan pelaksanaan e-gov di Kota Denpasar lebih disebabkan karena factor peopleware. Dimana jumlah SDM yang dipekerjakan di bidang ini sedikit, sementara SDM yang menangani masalah Cyber School di pihak-pihak yang terkait tidak memenuhi standar kompetensi sehingga Cyber School di tempat tersebut hanya sebagai fasilitas belum dijalankan dengan baik.
Untuk regulasi yang mengatur pelaksanaan E-Gov di Indonesia atau di Kota Denpasar sudah sangat jelas dan dapat berlaku secara fleksibel, hanya saja mungkin system birokrasinya yang kurang memberikan aturan yang fleksibel. Peraturan tersebut adalah:
1.      KEPUTUSAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 188.45/709/HK/2011 TENTANG : PROGRAM INOVASI CYBERSCHOOL PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA DENPASAR
2.      UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG : SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
3.      UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG : INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK


BAB IV
PENUTUP
4.1.Simpulan
Electronic Government merupakan suatu bentuk pelayanan masyarakat yang memanfaatkan keunggulan program IT. Penilaian terhadap E-Gov di suatu daerah dapat dilihat dari tahapan pelaksanaan, elemen pengembangan, jenis layanan, tipe relasi, hambatan, dan tantangan pelaksanaan E-Gov.
Pelaksanaan E-Gov di Kota Denpasar melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga dalam bentuk Cyber School merupakan langkah yang baik dalam peningkatan kualitas pendidikan di daerah tersebut terutama dari sisi pengawasan yang baik terhadap anak oleh orang tua dan guru.
Apabila dilihat dari teori-teori yang ada maka Cyber School di Kota Denpasar dapat dikatakan relative baik meskipun masih ada beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya.

4.2.Saran
Untuk meningkatkan optimalisasi pelaksanaan Cyber School maka titik berat yang harus diperbaiki oleh Disdikpora selaku dinas pelaksana Cyber School adalah mengenai kualitas dan kuantitas SDM yang ada karena bagaiamanapun bagusnya sebuah program tanpa adanya SDM yang berkompeten program tersebut tidak akan berjalan efektif. Di sini manusia memegang peranan penting sebagai administrator Cyber School oleh karena itu kompetensi SDM harus diperhatikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar